11 Maret, Diriku masuk penjara
Awal ku menjalani
Proses masa tahanan
Hidup di penjara
Sangat berat kurasakan
Badanku kurus
Karena beban pikiran
Kita orang yang lemah
Tak punya daya apa-apa
Tak bisa berbuat banyak
Seperti para koruptor
REFF :
Andai Ku Gayus Tambunan, Yang bisa bisa pergi ke Bali
Semua keinginannya, Pasti bisa terpenuhi
Lucunya di negeri ini, Hukuman bisa dibeli
Kita orang yang lemah, Pasrah akan keadaan
7 Oktober, kubebas dari penjara
Menghirup udara segar
Lepaskan penderitaan
Wahai saudara,
Dan para sahabatku
Lakukan yang terbaik, Jangan engkau salah arah
Kenangan yang pahit
dalam hidup ini
Tau potongan lirik lagu di atas dong?? Sebuah lagu yang diciptakan oleh seorang mantan narapidana bernama Bona Paputungan. Hari ini pas nonton tv, aku baru tau kalo dia sempat tinggal di penjara karena waktu itu dia mabuk-mabukan lalu khilaf berbuat kekerasan pada istrinya. Dan ia bebas dari penjara Oktober 2010 lalu. Lagu yang cukup membuat kehebohan ini, merupakan jeritan hati ketidakadilan yang ia dan teman-teman narapidana lain rasakan.
Tadinya aku kurang peduli dengan isi lagu itu, aku cuman sekedar pernah dengar sepotong-sepotong. Tapi hari ini aku menonton tv dan mendengar keseluruhan lagu itu. Aku jadi sadar, lirik lagu itu bener banget ya. Sebuah realita miris di negeri ini... Walaupun bersalah dan ada di dalam penjara, asal punya uang lebih (terlebih koruptor) bisa terus berada di atas, bisa terus bersenang-senang, berbuat sesukanya. Tapi bukankah ada hukum yang mengatur dan mengawasi? Ya, hukum memang ada, tapi ternyata bisa dibeli.
Tapi kita anak terang ga boleh begitu yaa. Jangan silau akan harta duniawi, tapi carilah harta yang bersifat kekal.