Interlude :
Aku sangat tidak suka rokok dan orang yang merokok. Walaupun ada orang rumahku, yaitu papaku, merokok. Aku anggap papa udah terlanjur terikat dengan rokok. Jadi emang udah susah mau diubah juga. Aku benci rokok karena mereka merusak badan dan bisa membuat orang tergantung/kecanduan dengan rokok. Rokok itu jahatt.!!
Ini tentang true fact about him. Di Blitz, aku sempet tanya ke dia, "Ko, kamu ngrokok ga?" Awalnya dia bilang engga dan aku lega. Tapi ternyata dia melanjutkan bahwa dia sebenarnya merokok, walaupun jarang. Katanya dia merokok kalo lagi stres kerjaan doang. 1 bungkus bisa buat 2-3 bulan. Hmm....dalem hati aku mikir, sama aja mau berapa bungkus juga yang pasti kamu merokok. Aku sempet bilang jangan ngrokok lagi dong..ga boleh. Tapi dia bilang, "iya nanti distop..eh, dikurangin deh." Huaaa....aku maunya kamu stop.
Waktu pertama kali denger dia ngrokok, sebenernya sempet terlintas, ini boong atau bener ya. Tapi ternyata bener. Hati rasanya tergores, begitu tau dia ngrokok. Tapi saat itu aku cuman bisa diam-diam memikirkannya. Aku ga mau ini mengganggu jalan-jalanku.
Di awal-awal film, konsenku ke film agak terganggu dengan hal itu. Perasaan pun campur aduk, yang pasti sih kecewa dan sedihh. Kalo ada ruangan kosong yang bisa aku masukin sendirian, udah masuk dan nangis deh aku. Sayangnya di sebelah ku udah si koko. Mana mungkin aku nangis di depan dia, jadi ya ditahan aja. haha..
Sampai rumah, kita sempet chatting dan aku cerita tentang perasaan yang aku alami tadi. Setelah aku cerita, akhirnya dia mau berenti merokok. No more smoke. Itu janjinya. Dan aku bersedia menampung ocehannya kalo dia stress, daripada dia merokok.
I have your words. I trust in you. I keep your promise.
♥
- Senin, 30 November 2010, 12.40 am
0 Comment:
Post a Comment